DERMAJI.DESA.ID – Namanya Kusyono. Pria berusia 41 tahun ini terlihat sedang sibuk menyerut kayu saat ditemui di bengkel kerja di samping rumahnya.
“Ini sedang bikin kusenan pesanan orang Bogor,” jelasnya.
Kusyono mengaku sudah menekuni profesi sebagai tukang kayu sejak lima tahun yang lalu.
“Awalnya saya bekerja ikut orang lain sebagai tukang. Namun sejak lima tahun yang lalu memutuskan untuk membuka usaha sendiri”, lanjut Kusyono.
Kusyono melabeli usahanya dengan nama Naturale Antique. Dengan usahanya itu, Kusyono siap menerima pesanan kusenan, meubelair, lemari dan lain-lain.
Dua buah gazebo yang pernah mewarnai keindahan alun-alun Purwokerto (berada di pojok alun-alun), sebagian adalah hasil sentuhan tangan Kusyono.
Kusyono juga membuat kerajinan dari tunggak kayu yang sudah tidak terpakai. Bahkan pernah di tahun 2016, saat Pemerintah Desa Dermaji menyelenggarakan pameran produk desa, Bupati Banyumas, Achmad Husein, sempat membeli karya Kusyono ini dan hingga sekarang masih terpajang di ruang tamu Bupati.
Kusyono mengatakan, kebanyakan pesanan datang setelah mendengar informasi dari mulut ke mulut.
“Untuk sementara, kebanyakan yang pesan masih dari wilayah lokal sampai Purwokerto. Mereka tahunya dari mulut ke mulut”, jelas Kusyono.
Di Desa Dermaji, Kusyono merupakan generasi termuda yang berprofesi sebagai tukang kayu. Kusyono mengaku ilmunya dia dapatkan secara otodidak. Kusyono adalah lulusan SMK Wiber Purwokerto jurusan otomotif.
“Saya belajar jadi tukang secara otodidak. Ini sih sebetulnya sangat keluar dari jalur saya yang mengambil jurusan otomotif saat sekolah dulu. Atau mungkin karena ada bakat turunan dari bapak saya”, ungkap Kusyono sambil tertawa lirih.
Kusyono mengaku, tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan bahan baku. Kendala yang paling besar adalah modal usaha yang masih sangat terbatas.
Terus kan lah
Keren
Kontak personnnya ada kak?
Silakan ini kontak Mas Yono +6282322654637